RENUNGAN ( Baca dan pahami apa tersurat dan tersirat dalam sebuah peristiwa )
Sebuah cerita bergambar dimana foto-fotonya diambil di suatu wilayah di negara Republik Ukraina, saat burung jantan sedang berusaha menyelamatkan pasangan betinanya.
Seekor burung betina terkapar di pelataran dengan kondisi tubuh yang parah.
Pasangan jantannya membawakan makanan kepada sang betina dengan kasih sayang dan haru.
Ketika sang jantan sedang memberi makan kepadanya, tak lama kemudian sang betina mati terkulai. Sang jantan sangat terpukul dan berusaha mengangkatnya.
Sang burung jantan akhirnya menyadari bahwa pasangan yang dicintainya telah mati. Ia kemudian “menangis” di hadapan pujaannya yang telah terkapar mati kaku.
Sambil berdiri di samping tubuh sang burung betina, sang jantan kemudian “berteriak” dengan suara yang sangat menyedihkan.
Akhirnya sang burung jantan menyadari bahwa pasangan yang dicintainya telah meninggalkannya dan tak akan bisa hidup kembali bersamanya. Ia berdiri disamping tubuh sang betina dengan sedih dan duka yang mendalam.
antai namun serius, mungkin kalimat tersebut yang paling tepat untuk menggambarkan suasana ruang kelas di Madrasah Tsanawiyah dan SMP binaan/mitra DBE3 Jawa Timur di kabupaten Bojonegoro. Seiring dengan bergulirnya program DBE-3 Jawa Timur di Kabupaten Bojonegoro sejak tahun 2007, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro, lima MTs dan lima SMP mitra DBE-3 aktif melakukan pembelajaran Cooperative Learning. Lima MTs tersebut adalah : MTs Negeri Bojonegoro I, MTs Al Rosyid Ngumpakdalem Dander, MTs Darul Ulum Pasinan Baureno, MTs Islamiyah Balen dan MTs Sabilul Muttaqin Margoagung Sumberrejo. Sedangkan SMP mitra adalah SMPN 3 Bojonegoro, SMPN 2 Baureno, SMPN 6 Bojonegoro, SMPN Trucuk dan SMP 4 Muhammadiyah Balen.
Pada Awalnya, mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2009 mitra DBE-3 hanya ada 4 sekolah yaitu MTs Al Rosyid, MTs Darul Ulum Pasinan, SMPN 3 Bojonegoro dan SMPN 2 Baureno. Di empat sekolah tersebut semua guru telah menerima materi pelatihan Modul dasar yang meliputi BTL (Better Teaching and Learning), Life skill Education dan mengintegrasikan ICT (Information and Communication Technologi) dalam pembelajaran. Selain modul tersebut DBE-3 menyediakan modul pelatihan Toolkit Bahasa Inggris dan ICT untuk menunjang pembelajaran. Guru-guru TIK di dua MTs dan 2 SMP tersebut telah menerima materi pelatihan dan mengaplikasikannya dalam pembelajaran.
Pada bulan April 2009 berhasil diselengarakan Pelatihan Modul BTL-2 yang diikuti oleh 150 peserta dari 10 sekolah mitra DBE-3. Materi pelatihan tersebut berkonsentrasipada materi CTL ( Pembelajaran konstektual ). Pada pelatihan tersebut tiap sekolah mengirimkan 15 guru yang terdiri dari 3 guru Bahasa Indonesia, 3 guru Bahasa Inggris, 3 guru Matematika, 3 guru IPA dan 3 guru IPS. Yang menarik dari program DBE-3tersebut, peserta selalu didampingi oleh fasilitator daerah dalam menerapkan hasil pelatihan. “Pendampingan yang maksimal akan membantu guru di sekolah dalam menerapkan hasil pelatihan. Masalah-masalah yang muncul selalu diidentifikasi dan dianalisa untuk dicari solusinya.”, Tutur Yasdi, SE salah satu dari 15 DF Kabupaten Bojonegoro.
Upaya DBE-3 dalam rangkaikut serta mencerdaskan anak bangsa tidak berhenti sampai pada pelatihan modul BTL saja, namun DBE3 memiliki modul ICT yang bekerja sama dengan Intel Corporation dalam programnya Intel Teach Getting Started untuk mengembangkan kecakapan Abad 21. Sedikitnya 40 guru telah dilatih oleh Master Trainer/DF dalam memahami dan mengembangkan pembelajaran berbasis ICT. Sebagai upaya DBE-3 menjembatanipelatihan Intel tersebut, 2 sekolah mitra yaituMTs Al Rosyid dan SMPN 2 Baureno, atas rekomendasi dari Intel Corporation mendapatkan hibah masing-masing 10 unit laptop yang diserah terimakan pada tanggal 18 Juni 2009 di MTsN Nglawak Nganjuk. Sejak mendapat hibah laptop dari DBE-3, siswa di 2 sekolah tersebut aktif memanfaatkannya untuk menunjang Kegiatan Belajar Mengajar, apalagi di sekolah itu telah didukung adanya jaringan wifi (hostpot).
Bulan November 2009, DBE-3 Jatim kembali menyelenggarakan pelatihan modul BTL3 yang diselenggarakan dua termin. Termin pertama di Aula Lembaga Pendidikan Ma’arif, termin keduanya bertempat di Aula Kementerian Agama Kab. Bojonegoro. Pada Modul BTL3 ini, peserta mendapatkan materi Tela’ah kurikulum ( Pemetaan kurikulum ), Cara membuat Lembar Kerja/Lembar Tugas, memanfaatkan media pembelajaran, menyusunan Rubrik Penilaian dan menyusun Jurnal Refleksi yang merupakan salah satu embrio penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sebagaimana pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan DBE-3, diakhir kegiatan Peserta menyusun RPP untukkegiatan Praktek mengajar ( Real Teaching ).
Intensitas pendampingan yang dilakukan oleh Distric Fasilitator pada Modul BTL-3 ini sangat tinggi mengingat materi pelatihan cukup banyak. Dengan target pesertamengaplikasikan hasil materi pelatihan dan menjadi sebuah kebiasaan, DF dengan penuh kesabaran mendampingi guru-guru hingga mereka memahami dan melaksanakan semua hasil pelatihan.
Semenjak bermitra dengan DBE-3 dinding-dinding kelas di madrasah/sekolah penuh dengan tempelan hasil Karya Siswa. Jika jumlah produk siswa telah memenuhi dinding kelas, siswa mengumpulkannya dalam sebuah folder ( portopolio). Menurut pengakuan salah satu siswa di MTs Islamiyah Balen, Pembelajaran model seperti ini (cooperative learning/red) sangat menyenangkan. Tempat duduk yang diatur berkelompok memungkinkan mereka untuk berdiskusi, bercurah pendapat, dan bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompokdengan siswa lain.
Dalam rangka memantapkan model pembelajaran kooperatif DBE-3 Jatim menyelenggarakan studi banding di Kabupaten Grobogan yang diikutioleh seluruh kepala sekolah mitra DBE-3 se-Jawa Timur. Tidak ketinggalan 10 Kepala sekolah/Madrasah mitra DBE-3 di Bojonegoro, perwakilan DPRD, Bapedda, Dinas Pendidikan dan Mapenda.
Sebagai bentuk replikasipelatihan DBE-3, Dewan Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro telah melakukan desiminasi TOT pelatihan modul dasaryang di selenggarakan pada bulan Desember 2009 di SMP4 Muhammadiyah Balen bersama Fasilitator dari Pasuruan, Sidoarjo, Surabaya dan Bojonegoro.
Klimaks kegiatan Pelatihan DBE-3 yakni dengan diselenggarakannya Lokakarya dan Showcase ( Pameran ) produk siswa yang di gelar di Aula Taqwa Bojonegoro tanggal 10-11 Februari 2010. Lokakarya dan showcase yang dibuka oleh Bapak Bupati Bojonegoro tersebut dihadiri perwakilan DPRD, Bapeda, Pejabat dinas pendidikan, Pejabat Kementerian Agama, Kepala sekolah/madrasah dan guru-guru sekolah mitra DBE-3 dan sebagian kepala sekolah/madrasah di wilayah kota Bojonegoro. Pada kegiatan tersebut sekolah/madrasah mitra mempresentasikan produk unggulan madrasahnya, seperti MTsN Bojonegoro 1 dengan text procedur-nya, MTs Darul Ulum dengan Media Pembelajarannya, MTs Islamiyah Balen dengan produk biotehnologinya, MTs Sabilul Muttaqin margoagung unggul dengan produk siswanya dan MTs Al Rosyid yang mengintegrasikan ICT dalam pembelajarnnya.
Showcase ditutup oleh Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bojonegoro. Pada sambutannya beliau memberi apresiasi positif terhadap program-program DBE-3. Beliau berharap pelatihan ini tidak hanya dirasakan oleh madrasah mitra DBE-3 saja, namun harus ada upaya untuk mereplikasi pelatihan ini untuk semua madrasah di kabupaten Bojonegoro. Jika harapan ini terwujud, patut kita ucapkan selamat tinggal pembelajaran konvensional (yang berpusat pada guru) kita songsong pembelajaran Abad 21 (yang berpusat pada siswa). Dengan demikian kita akan mampu mencetak generasi yang unggul dalam prestasi, menguasai tehnologi dan berakhlaqul karimah.
RENUNGAN ( Baca dan pahami apa tersurat dan tersirat dalam sebuah peristiwa ) Sebuah cerita bergambar dimana foto-fotonya diambil di suatu ...
Pengalamanku
Perjalanan karierku sebenarnya dimulai sejak tahun 1994 ketika itu aku baru aja duduk di kelas I Madrasah Aliyah Al Rosyid Kendal Dander Bojonegoro. Pada tahun itu aku mendapat kepercayaan sebagai Sekretaris OSIS yang aktif mengelola Organisasi Siswa Intra Sekolah. Pada tahun 1995 aku mulai menekuni bidang kehutanan dengan masuk pramuka di Pangkalan Satuan Karya Wanabakti KPH Bojonegoro. Pada tahun itu pula diselenggarakan Pesta SAKA yang dikenal dengan PERTIWANA 3 Se-Jawa Timur. Setelah melalui tes aku bersama 10 temanku terpilih menjadi peserta PERTIWANA 3 yang diselenggarakan pada bulan Oktober 1995 di Taman Tirta Wana Dander.
Menanjak ke Kelas berikutnya yakni pada tahun 1996 aku menjabat sebagai Ketua OSIS Madrasah Al Rosyid sekaligus juga menjabat sebagai ketua Dewan Saka Wanabakti Masa bakti 1996/1997. Pada bulan Oktober 1996 aku mendapat kepercayaan dari Pamong Saka Wanabakti untuk mengikuti Temu saka III se-Jawa Timur di Bajul Mati, Banyuwangi.
Ketika aku hampir menyelesaikan belajarku di Madrasah Aliyah Al Rosyid pada tahun 1997 tanpa kuduga sebelumnya, aku dipilih Perum perhutani KPH Bojonegoro ( Belum PT. Waktu itu ) untuk mengikuti Perkemahan Tingkat Nasional yakni RAIMUNA Ke-7 pada bulan Juli 1997 di Bumi Perkemahan Cibubur Jakarta Timur .
Sepulang dari Raimuna Nasional ke-7 di Jakarta Timur. Aku banyak ikut berkecimpung di Pramuka Saka Wanabakti, sehingga pada tahun 1999 aku mengikuti Kursus Instruktur Saka Wanabakti se-Jawa Timur di Malang. Menyusul tahun 2000 aku juga di ikutkan Kursus Pembina Mahir Tingkat Dasar untuk ke dua kalinya ( Pada tahun 1998 aku udah pernah ikut KMD di Pondok Al Rosyid ).
Perjalanan karierku dibidang kepramukaan ternyata tidak berhenti sampai tahun 2000 saja. sebab sejak tahun itu aku mulai aktif mengelola pangkalan SAKA Wanabakti dan Gudepku sendiri yakni Gudep Madrasah Al Rosyid. Terbukti pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2002 aku menjabat sebagai pembina Gugusdepan yang mengelola satuan-satuan di Gudep tersebut.
Disisi lain, kehidupan dunia pendidikanku ( kegiatan sekolah ) mulai terbina sejak aku dipilih oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten Bojonegoro untuk mengikuti Pelatihan Guru MI se-Jawa Timur di Hotel Asida Batu Malang pada tahun 2001