Putri tercinta saat bersama Almarhumah Istri tersayang

Duhai Sayang....Semoga engkau berbahagia di alam sana

Saat-saat terindah bersama Almarhumah Istri Tersayang

Duhai sayang.... Semoga engkau berbahagia di alam sana

Saat-saat terindah bersama Almarhumah Istri Tersayang

Duhai sayang.... Semoga engkau berbahagia di alam sana

Upacara Pembukaan Class Meeting Madrasah Al Rosyid

Bersama Bapak Kapolres Bojonegoro

Rahma dan Rafi Motivatorku

Ayah selalu menyayangi kalian berdua

Sabtu, 18 April 2009

Api Cemburu

API CEMBURU 
MEMBAKAR KEBAHAGIAAN PERNIKAHAN 



Alangkah sengsara dan menderitanya kehidupan wanita yang pencemburu. Seorang wanita bijak berkata, “ Aku pernah mendapati seorang teman yang hanya mengeluh dan pencemburu, karena suaminya sering bepergian. Ia juga merasa cemburu ketika suaminya membuat janji dengan rekan kerja, sedang menelepon, sedang menulis surat, atau sedang termangu dan tersenyum-senyum sendiri. Ia merasa yakin, bahwa dalam pikiran suaminya saat itu terdapat seorang wanita “.

Istri semacam ini tidak mampu mengendalikan nafsu dengan bijaksana dan akan menghilangkan kepercayaan suami ( yang belum jelas kesalahannya ) serta merugikan dirinya sendiri. Rasa cemburu juga terkadang menimpa wanita maupun laki-laki yang seharusnya ditepis dengan cara mencegah hal itu sebelum terjadi. Jika tidak, maka keadaan menjadi semakin genting dan susah untuk diobati.

Allah SWT. berfirman dalam Al Qur’an surat Al Baqarah : 25
Wa lahum fiihaa…… ( ditulis ayatnya )
 “ Dan untuk mereka didalamnya terdapat istri-istri yang suci “.

Imam Ibnu Qayyim berkata , “ maksud dari istri-istri yang suci adalah wanita-wanita yang suci dari haid, buang air kecil maupun besar serta berbagai jenis kotoran yang terdapat pada wanita-wanita di dunia. Sedang ( jiwa ) hati mereka dibersihkan dari perasaan cemburu serta tindakan yang menyakiti terhadap suami-suami mereka, juga dari berbuat jahat kepada suami dan menginginkan suami-suami lain selain suami-suami yang telah diberikan untuk mereka ( Raudhotul Muhibbin, hal 241-242 )
 
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
“ Sesungguhnya Allah itu memiliki sifat cemburu dan orang-orang mukmin juga memilikinya. Adapun rasa cemburu Allah ialah ketika melihat ( mendapati ) seorang hamba yang mengaku dirinya beriman melakukan sesuatu yang diharamkan oleh-Nya.” ( HR. Bukhari dan Nasa’i ) 

Al Manawi berkata di dalah kitab Al faidh, “ Wanita yang paling mulia dan paling luhur cita-citanya adalah mereka yang paling pencemburu. Maka orang mukmin yang cemburu pada tempatnya adalah, ialah yang sesuai dengan sifat yang dimiliki oleh Rabbnya. Barangsiapa memiliki sifat menyerupai sifat-sifat Allah, maka sifat tersebut berada didalam genggaman tangan-Nya dan mendekatkan diri hamba kepada rahmat-Nya “.

Kebanyakan dari kaum laki-laki ( suami ) mengharamkan rasa cemburu terhadap istri dan keluarganya. Maka, kita lihat mereka membiarkan istri-isrti dan anak-anak meraka berkeliaran di jalan-jalan dengan memamerkan perhiasan mereka, sehingga memberikan peluang bagi orang yang hendak menodai kehormatan dan berbuat kerusakan pada mereka.

Beliau Rasulullah SAW. Bersabda :
“ Al Mukminu yughooru wallahu asaddu ghoiroh “
Orang-orang mukmin itu pencemburu dan Allah lebih pencemburu ( HR. Muslim )

Dari Sa’ad bin ‘Ubadah, ia berkata, “ Dengan cinta itu pula sebuah kebahagiaan hidup seseorang akan terasa semakin sempurna ( abadi ).”
Sa’ad berkata : “ Seandainya aku melihat seorang laki-laki bersama istriku, niscaya aku pukul ia dengan pedang pada bagian yang tdak tumpul ( untuk membunuhnya ). Maka Rasulullah berkata “ Apakah kalian takjub akan kecemburuan Sa’ad, sungguh aku lebih cemburu daripada ia dan Allah jauh lebih cemburu daripada aku.” ( HR. Bukhari-Muslim )

Abul Faraj menjelaskan di dalam kitabnya yang berjudul An-Aira, bahwa Mu’awiyah berkata, “ Ada tiga macam kesulitan; yaitu sifat pemaaf, mampu menahan lapar dan tidak berlebihan di dalam memiliki rasa cemburu.”
Abul Faraj berkata, “ Kemudian orang-orang Arab mencemoohkan perkataan Mu’awiyah dengan perkataan mereka, “ Tidak berlebihan dalam cemburu merupakan sebagian dari kemuliaan.” Aku ( Abul Faraj ) sendiri tidak melihat pada pendapat mereka itu suatu cela, karena berlebih-lebihan itu merupakan hal melampaui batas dan merupakan suatu kedzoliman terhadap pasangannya.”

Qais bin Zuhair tinggal bersama sebagian orang-orang Arab. Ia berkata kepada mereka, “ Aku ini adalah tipe orang yang memiliki sifat cemburu, orang yang cepat merasa bangga dan memiliki perangai kasar. Akan tetapi, aku tidak akan merasa bangga, sampai aku melihat sendiri dengan mata kepalaku. Aku juga tidak merasa bangga, sampai kau berbuat sesuatu yang patut untuk dibanggakan. Serta aku tidak akan berlaku bangis, sampai diriku didzalimi ( dianiaya ).”

Bangsa Arab juga mencela pendapat yang dikemukakan oleh Qais bin Zuhair yang menyatakan , “ Aku tidak merasa cemburu sebelum aku melihat.” Abul Faraj menyangka, bahwa pendapatnya itu adalah dengan melihat kenyataan sebab, bukan kejadian.

Cemburu merupakan dasar perjuangan Amar ma’ruf nahi munkar. Untuk itu apabila tidak ada kecemburuan dalam hati seorang mukmin, maka sudah dapat dipastikan tidak ada dorongan untuk berjuang dan melakukan amar ma’ruf nahi mungkar pada dirinya. Oleh karena itu, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan sebagian dari tanda kecintaan-Nya untuk berjuang, sebagaimana firman-Nya ( QS. Al Maidah : 54 ) :
Yaa Ayyuhal Ladzina aamanuu……. ( ditulis ayatnya )
“ Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kalian murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya. Yang bersikap lembut terhadap orang-orang kafir; yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut krpada celaan orang-orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan Allah maha Luas pemberian-Nya, lagi Maha Mengetahui.” ( QS. Al Maidah : 54 )

Rasulullah SAW. Pernah bersabda :
“ Sesungguhnya kecemburuan itu ada yang disukai Allah dan ada yang dibendi oleh-Nya. Adapun kecemburuan yang disukai adalah kecemburuan pada hal-hal yang pasti, sedangkan yang dibenci oleh-Nya adalah kecemburuan pada hal-hal yang tidak pasti”. ( HR Ahmad dalam Musnad-nya, An-Nasai dan Ibnu Hibban )

Betapa agungnya pengarahan yang diberikan oleh hadits ini. Betapa banyak kecemburuan yang bodoh menurut pengibaratan diatas atau kecemburuan yang tidak jelas-sebagaimana yang didefinisikan oleh Rosulullah-yang menjadi sebab kesengsaraan sebuah keluarga.

Pernah Rasulullah SAW. terjaga pada suatu malam dan keluar menuju sebuah pemakaman yang terletak di dekat tempat tinggal beliau ( Madinah ) untuk memberikan salam kepada ahli kubur. Ketika pagi tiba, beliau menemui istrinya- Aisyah – yang pada waktu itu tengah mengeluh karena sakit kepala. Lalu beliau menggoda Aisyah dengan mengajukan sebuah pertanyaan, “ Wahai istriku, apabila engkau meninggal dunia lebih dahulu daripada aku, maka aku akan mengurus janazahmu dengan memakaikan kain kafan, menshalati dan menguburkanmu”. Dengan nada sedikit melengking Aisyah menjawab, “ Agar selain diriku – yakni istri-istri beliau yang lain – dapat merasakan kebahagiaan, sementara Allah mencambuk aku karena mempunyai perasaan seperti itu. Jika engkau mengatakan hal itu lagi, maka aku akan pulang ke rumah orang tuaku, agar engkau bisa leluasa menjalin kasih sayang dengan istri-istrimu yang lain”. Mendengar jawaban dari istrinya itu, beliau tersenyum dan terpancarlah kasih sayang yang lembut di wajah beliau ( HR. Al Hakim ).

Pernah juga Rasulullah SAW. bertanya kepada Aisyah, “ Apakah engkau pernah merasa cemburu ? “ Aisyah menjawab, “ Bagaimana mungkin orang seperti diriku ini tidak merasa cemburu jika memiliki seorang suami seperti dirimu”. ( HR. Ahmad di dalam Musnad-nya dan Imam Muslim ).

Ketika Rasulullah SAW. sampai di Madinah bersam Shafiyah ( yang beliau nikahi di dalam perjalanan menuju madinah ) Aisyh berkata, “ Aku menyamar dan keluar untuk melihatnya. Akan tetapi Rasulullah mengetahui apa yang sedang aku lakukan dan beliau berjalan ke arahku. Maka akupun bergegas meninggalkan beliau. Namun, beliau mempercepat langkahnya hingga menyusul aku. Kemudian beliau bertanya, bagaimana pendapatmu tentang dirinya ? “ Aku menjawab dengan nada sinis, Ia adalah wanita Yahudi, dan putri seorang Yahudi. ( HR. Ibnu Majah dan Al hafidz Ad-damsyiqi di dalam kitab Al Murafa’at, sebagimana diriwayatkan pula oleh Ath-Thabrani di dalam kitab Manaqib Ummahaat Al Mukminin )

Dari Aisyah RA. Ia berkata, “ Pernah suatu malam Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ada bersamaku, dan beliau pada saat itu mengira aku telah tertidur. Maka, beliau keluar dan akupun mengikuti jejak langkah beliau. Sungguh aku ( Aisyah ) mengira, bahwa beliau pergi untuk menemuai istrinya yang lain, hingga beliau sampai pada sutu tempat pemakaman. Lalu beliau berbelok dan akupun mengikutinya. Beliau mempercepat langkahnya dan akupun mempercepat langkahku. Kemudian beliau bergegas kembali menuju rumah dan akupun berlari agar dapat mendahuluinya menuju rumah. Setelah beliau memasuki rumah, maka beliau pun bertanya mengapa nafasku terengah-engah seperti orang yang menderita asma sedang mendaki suatu bukit. Akupun menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada beliau, bahwa tadi aku mengikuti kemana beliau pergi. Beliaupun bertanya, “ Apakah engkau mengira bahwa Allah dan Rasul-Nya akan menganiaya engkau ? “ ( Hadits ini ditulis secara ringkas, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ).



Sumber : 
Mahmud Mahdi Al Istanbuli, Tuhfatul A’rus ( Kado Perkawinan ).


Renungan


Suatu kali, mata saya tertumbuk dengan tingkah seekor semut yang tengah berjalan diatas lantai keramik mengkilap. Entah -mengapa tiba-tiba langkahnya terhenti. Saya yakin, tentu bukan karena terpesona dengan lantai keramik yang diinjaknya, karena memang ia tak terlalu peduli dengan hal itu. Rupanya, sepotong makanan tampak - bertengger di depan matanya. Alhamdulillah, rezeki nih, mungkin begitu pikirnya.

Ia tak mencoba - mengangkatnya sendiri, makanan yang ada didepannya terlalu besar dibandingkan tubuh dan kekuatannya.

Tampak bergegas ia pergi ke arah yang tak jelas. Ia menghilang begitu saja dari penglihatan saya. Namun tak beberapa lama, beberapa ekor semut tampak berjalan menuju ke arah sepotong makanan tadi. Oh, rupanya ia mengundang teman-temannya untuk membantu perjuangannya, mengangkat sepotong ‘ makanan besar ‘. Beberapa ekor semut pun bahu-membahu menggotong rezeki mereka hari itu. Pelan, tertatih-tatih, berat, dan mungkin keringat mereka bercucuran. Satu tempat yang mereka tuju, satu jalan yang mereka tempuh. Menuju sarang masyarakat semut.
Tampaknya, tak ada seekor semutpun yang merasa paling berjasa sehingga menganggap ‘makanan besar’ sebagai hak milik pribadinya. Tak ada seekorpun yang berfikir “Daripada dibawa ke sarang, lebih baik kusimpan sendiri di tempat kediaman pribadiku”. Apalagi berkeinginan untuk menendang kawan-kawan semut - seperjuangannya. Tak ada. Semut terlalu setia untuk berbuat hal-hal yang merusak “ UKHUWAH ” seperti itu. Semua makanan dibawa ke sarang dan disanalah dibagi dengan adil. Dari ratu semut, tentara, hingga pekerja kasar sekalipun mendapatkan bagian yang layak sesuai hak dan kewajibannya. Allahu -Akbar, Subhanallah ! Allahlah yang menciptakan itu. Dan Allah jua lah yang menjadikan segalanya ada hikmahnya.
Takjub benar saya melihat aktivitas “ persaudaraan ” semut yang luuar biasa tadi. Walau bukan berkeinginan menjadi semut, tapi terus terang saya ‘iri‘ dengan kekompakannya. Semut kadang lebih mengerti dengan saudaranya yang semut daripada sebagian manusia dengan - saudaranya. Semut tak pernah lupa dengan kawan seperjuangannya hanya karena sepotong harta. Sedangkan Manusia ??? Semut dapat berbagi adil kepada - masyarakatnya, manusia banyak yang berbuat sebaliknya. Semut bisa bekerja dengan rapi dan terorganisir sesuai dengan tugasnya masing-masing. Semut tidak pernah cakar- mencakar dengan temannya karena urusan makanan belaka. Sedangkan manusia ????. 

Semut,…….?!!! Saya tersentak dari lamunan yang menerawang. Kaki saya tiba-tiba terasa begitu sakit, panas dan agak gatal……
Satu lagi, semut terkadang menggigit manusia yang usil padanya.
Ah…….. semut…semut. Sebaiknya manusia merenung dan belajar dari kamu ya….semut. 



Yasdi, SE, MM
082 331 046 465 / 085 732 255 454

Alamat Kantor :
MTs Al Rosyid
Jl. KH. R. Moh Rosyid Ngumpakdalem Dander Bojonegoro Jawa Timur

Alamat Rumah :
RT. 01 RW. 01
Desa Sumodikaran Dander Bojonegoro Jawa Timur